cinta sejati kita adalah tuhan ..

Selasa, 26 Oktober 2010

makalah usaha catering


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan peningkatan krisis ekonomi di negara ini maka menyebabkan tingkat pengangguranyang tinggi. Sedangkan kebutuhan manusia terus mendesak hingga akhirnya manusia mencari jalan untuk keluar dari masalah perekonomiannya agar dapat memenuhi kebutuhan. Mereka berusaha mencari peluang kerja yang sesuai dengan kemampuan mereka. Akan tetapi sangat kecil harapan mereka dalam mendapatkan kesempatan kerja karena perusahaan-perusahaan mulai dari perusahaan kecil hingga perusahaan besar pun berupaya mencegah kebangkrutan dengan cara mengurangi tenaga kerja bukan menambah tenaga kerja, selain itu tingkat persaingan diantara mereka sangatlah tinggi. Hal inilah yang menyebabkan para pengangguran kesulitan untuk lepas dari statusnya sebagai penganggur.

1.2 Identifikasi Masalah

Sesuai dengan judul makalah ini “Usaha Catering”, terkait dengan jalan pintas menuju keberhasilan dalam menjalankan usaha dan fungsi dari sebuah usaha dalam mengurangi tingkat pengangguran serta tata cara yang perlu diperhatikan dalam prakteknya.
Berkaitan dengan judul tersebut, maka masalahnya dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Apa sajakah hal yang perlu diperhatikan dalam memulai dan menjalankan usaha catering ?
2. Bagaimana cara agar catering yang dijalani dikenal oleh para konsumen ?

3. Bagaimana cara mempertahankan dan meningkatkan jumlah orderan atau penjualan ?

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka masalah yang dibahas dibatasi pada masalah :
a. Hal yang perlu diperhatikan saat akan memulai usaha catering dan kiat-kiat dalam menjalankannya.

b. Konsep pemasaran dalam usaha catering.

c. Kiat-kiat dalam meningkatkan mutu dal kuantitas penjualan.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana deskripsi dalam menjalankan dan memulai usaha catering ?
2. Bagaimana deskripsi konsep pemasaran dalam usaha catering ?

3. Bagaimana deskripsi kiat-kiat untuk meningkatkan mutu penjualan ?

1.5 Tujuan Pembelajaran

Saya menyusun makalah ini untuk membahas mengenai kiat-kiat untuk menjadi pribadi yang handal dalam mencapai keberhasilan agar dapat memenuhi kebutuhan hidup yaitu dengan cara “berwirausaha”. Dan yang akan saya bahas dalam makalah ini adalah mengenai contoh usaha yaitu catering serta kiat-kiat dalam menjalankan usaha catering. Mengapa saya mengambil usaha catering dalam pembahasan kali ini ? karena usaha catering adalah jenis usaha yang sederhana dan mudah dalam menjalankannya. Usaha ini pun sangat menyenangkan serta banyak manfaat dan nilai positifnya yang akan dibahas lebih lanjut dalam bab pembahasan.

Saya berharap makalah ini mampu memberikan banyak manfaat bagi para pembaca khususnya bagi para pelajar/mahasiswa yang bercita-cita menjadi seorang pengusaha yang hebat dan bahkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan yang baru bagi masyarakat kelak. Dan semoga makalah ini mampu memberikan bekal, motivasi, dan sangat berguna bagi pembaca.

BAB II

LANDASAN TEORI

Untuk membangun sebuah usaha maka seorang wirausaha harus mengenal terlebih dahulu apa itu yang dimaksud dengan usaha ? jenis usaha apa yang mampu saya jalankan ? hal apa saja yang harus diperhatikan dalam menjalankan usaha ? bagaimana cara mengembangkan usahanya itu ?

Usaha adalah salah satu kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk mencapai keberhasilan guna memenuhi kebutuhan finansial yang dikembangkan oleh pemilik. Usaha terbagi menjadi tiga yaitu usah kecil, usaha menengah, dan usaha besar. Walaupun tingkatnya berbeda namun dalam menjalankannya sama-sama dibutuhkantanggung jawab dan keberanian dalam menerima resiko. Serta cara pengembangannya pun relatif sama. Penjelasan lebih lanjut mengenai pertanyaan diatas akan dibahas secara mendetail dalam bab pembahasan.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode yang penyusun gunakan dalam penyusunan ini adalah metode observasi, kepustakaan, dan deskriptif. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah penulis dapat mengetahui gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta gejala yang sudah diselidiki.

Adapun langkah – langkah penyusunannya sebagai berikut :
1. Menentukan topik yang akan dibahas
2. Setelah itu penyusun merumuskan masalah.
3. Mengumpulkan data. Untuk mengumpulkan data, penulis menentukan dengan cara browsing melalui internet.
4. Penyusunan makalah. Setelah tahap – tahap sebagaimana diuraikan diatas, maka langkah selanjutnya adalah menyusun makalah agar tujuan dan manfaat dapat dikomunikasikan.




BAB IV

PEMBAHASAN

1. Definisi wira usaha

Wira Usaha adalah kemampuan untuk berdiri sendiri, berdaulat, merdeka lahir batin, sumber peningkatan kepribadian, suatu proses dimana orang mengajar peluang, merupakan sifat mental dan sifat jiwa yang selalu aktif, dituntut untuk mampu mengelola, menguasai, mengetahui dan berpengalaman untuk memacu kreatifitas.

* Kunci keberhasilan Wira Usaha *
1. Kemauan yang keras
2. Perjuangan tak kenal lelah
3. Kesediaan menghadapi segala kemungkinan
4. Selalu berproses pikir positif
5. Telaten dan ulet dalam melakukan pekerjaan
6. Informasi dan konfirmasi harus selalu mendapatkan
7. Kreatif, ulet, telaten, sabar dan pantang menyerah

Perlu diingat bahwa kegiatan wira usaha akan menunjang ekonomi keluarga / pemerintah, baik industri dan perdagangan. Pertumbuhan industri yang diikuti kemajuan perdagangan akan melahirkan kesempatan kerja baru. Lapangan kerja baru ini akan menampung tenaga kerja baru,yang pada hakekatnya mengurangi pengangguran, mengatasi ketegangan sosial, meningkatkan taraf hidup masyarakat, memajukan ekonomi bangsa dan negara, pada akhirnya menentukan pula keberhasilan pembangunan nasional.

2. Usaha Catering

Usaha Catering adalah salah satu jenis usaha yang menjalankan kegiatannya berdasarkan pesanan dari pelanggan. Hal yang harus diperhatikan dalam menjalankan kegiatan usaha ini adalah

· Pemasaran

Pemasaran adalah salah satu kegiatan untuk menawarkan produk dengan cara memperkenalkan produk atau merk perusahaan atau toko kepada konsumen. Banyak sekali cara-cara pemasaran yang dapat dilakukan pengusaha dalam memasarkan produknya. Cara yang paling sederhana adalah mempromosikan produk dari mulut ke mulut. Biasanya konsumen mempercayai kata-kata temannya atau konsumen lainnya yang sudah pernah menggunakan jasa catering di toko kita. Selain itu kita juga dapat memperkenalkan jasa catering ini melalui media seperti internet , tv, media cetak, dll. Tidak ada salahnya kita membuat brosur agar pelanggan lebih mengetahui secara mendetail mengenai jasa catering ini.

· Harga

Harga adalah faktor utama yang sangat mempengaruhi tingkat pemesanan dalam usaha catering ini. Sebaiknya pengusaha menyesuaikan harga sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pelanggan. pelanggan yang memiliki tingkat penghasilan tinggi atau berasal dari kalangan atas pasti mampu membayar dengan harga tinggi dan tentunya memilih kualitas dan kuantitas yang lebih memadai. Namun bagi mereka yang berpenghasilan rendah atau berasal dari kalangan menengah kebawah, mereka tidak akan mampu membayar dengan harga tinggi dan jika kita memberikan harga tinggi bagi mereka maka mereka akan kabur dan tidak akan menggunakan jasa catering dari toko kita. Oleh karena itu kita harus mampu menyesuaikan kebutuhan dan kemampuan membayar konsumen. Agar tidak merasa rugi jika kita memberikan harga rendah maka kita bisa mengurangi kuantitas dari produk kita. Dan mencari barang substitusi khususnya dalam hal lauk pauk. Contohnya harga daging sapi sangat mahal , untuk dapat mengurangi harga maka daging sapi bisa kita ganti dengan ayam.

· Menu

Pelanggan biasanya merasa tertarik jika banyak pilihan yang ditawarkan oleh produsen. Mereka dapat memilih jenis pesanan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan mereka. Buatlah pelanggan merasa tergiur dengan pilihan menu yang ada sehingga akan membantu meningkatkan jumlah atau tingkat penjualan. Pelanggan pun tidak ragu untuk memesan pesanannya kepada produsen. Dan jangan lupa isilah menu dengan menyesuaikan antara tingkat harga dengan kuantitas dan kualitas barang. Dengan begitu konsumen akan merasa puas dan tidak kecewa.

· Rasa

RASA adalah hal yang sangat penting dalam produk makanan. Pelanggan akan kabur dan merasa kecewa jika lidahnya merasa tidak cocok dengan makanannya. Rasa dalam makanan harus sangat diperhatikan agar pelanggan tidak merasa kecewa. Buatlah pelanggan merasa puas dan ketagihan dengan rasa makanan dari menu yang ditawarkan agar pelanggan kembali memesan dan mempercayai untuk menjadi pelanggan tetap.

Berapa pun kecilnya usaha catering yang dijalankan , usaha tersebut harus dijalani dengan serius. Artinya usaha tersebut harus ditempatkan sebagai usaha yang tidak main-main dan harus ditangani secara profesional.

· Sertifikat halal

Mayoritas masyarakat indonesia adalah islam. Agama islam mengharamkan dan menghalalkan beberapa makanan bagi umatnya. Oleh karena itu rata-rata masyarakat indonesia sangat telaten dalam mengkonsumsi jenis makanan. Dan mereka akan mengkonsumsi makanan yang layak mereka makan atau halal bagi mereka. Biasanya dalam kemasan produk makanan mereka akan meneliti apakah ada logo halal misalnya logo atau cap dari MUI (Majelis Ulama Islam) dan terdaftar dari BPOM. Lalu bagaimana dengan usaha catering ?? usaha catering kan tidak menjual kemasan ..

Jangan khawatir, dalam usaha catering, haruslah memiliki sertifikat halal. Sertifikat halal digunakan para pengusaha catering dan sejenisnya sebagai bukti bahwa makanan yang dijual itu halal dan tidak mengandung zat kimia berbahaya apapun. Sehingga konsumen merasa yakin untuk memesan makanan catering pada toko kita.

3. Kisah sukses usaha catering

Perempuan cantik berkerudung yang satu ini dikenal sejak masa-masa heroik jelang kejatuhan rezim Pak Harto pada 1998. Namanya Fatma Bahalwan. Saat itu, ia merupakan seorang sekretaris pribadi Bapak Machnan M Kamaluddin SE, salah seorang direktur PT Kiani Kertas yang juga mantan Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB Percasi). Berkantor di Gedung Bank Muamalat Jalan Jenderal Sudirman Jakarta.

Sebagai seorang aktivis sebuah organisasi kemahasiswaan ekstra universiter, tujuan saya ke Bank Muamalat pada waktu-waktu tertentu dan untuk keperluan tertentu itu bukan untuk menemui Fatma, melainkan justru menemui bosnya yang akrab saya panggil abang. Di sela-sela menunggu antrian untuk bertemu Bang Machnan, saya biasanya ditemani, ngobrol dan bercanda dengan Fatma. Dari situ tumbuh sikap saling mengenal dan menghargai satu dengan lainnya, hingga perjalanan waktu akhirnya memisahkan kami untuk bertemu.

Selang beberapa tahun kemudian, saya baca di tabloid Nova namanya terpampang dan diliput sebagai bahan berita. Bukan lagi Fatma yang saya kenal sebagai sekretaris, melainkan sebagai pengusaha sukses yang bergerak di bidang jasa katering dan kursus memasak. Ia juga perintis dan ketua Natural Cooking Club (NCC). Klub ini juga memiliki milis dengan anggota sekitar 5000 orang.

Di situs VivaNews, Fatma bercerita tentang NCC, “Biasanya, kami akan membahas mengolah suatu masakan dengan cara mudah dan praktis. Konsep NCC adalaheasy & fun. Contoh topik yang didiskusikan, di antaranya tentang memanggangbrownies yang enak, mengolah dim sum atau tip membuat Japanesse Cheesecake agar tidak ‘bantat’. Ibaratnya, mendapat kursus memasak gratis!”

Saking banyaknya anggota, email yang masuk di milis bisa ratusan per hari. Uniknya, bila sebagian anggota sudah membuat masakan yang sempat menjadi topik, setelah dicoba, berhasil atau tidak, mereka akan menuliskan pengalaman secara detail. Bahkan, tak sedikit dari mereka mencoba memodifikasi masakan asli. Alhasil, resep makanan karya para anggota pun bertambah.

Karena itu, tak mengherankan, setelah tiga bulan menjadi anggota, mereka jadi jago memasak. Bahkan, banyak juga yang mencoba berbisnis makanan, seperti menjual kue-kue kering,cheesecake atau risol. Banyak yang berhasil, lho! Hanya bermodalkan mixer dan oven, sebagian anggota sudah bisa ‘mencetak’ uang.

BAB V

KESIMPULAN

Usaha catering datang dalam bisnis terbaru yang telah mendapatkan popularitas di seluruh dunia. Hal ini dianggap sebagai salah satu usaha berskala besar yang dilengkapi oleh ide usaha yang kreatif. Ide-ide tersebut adalah :

  • Kebutuhan dan keinginan pelanggan
  • Produk yang dijual
  • Wide layanan. Yaitu penyedia layanan yang baik dalam bidang jasa
  • Presentasi dan faktor harga

DAFTAR PUSTAKA

http://arina.host22.com/Pengertian_Wira_Usaha.html

www.kompas.com

http://www.ncc-indonesia.com.

Jumat, 22 Oktober 2010

Kisah Sukses Dengan Modal Rp.2000

Usia boleh senja, tetapi semangat untuk berkarya tetap tinggi. Itulah yang dipraktikkan Iwa, pemilik Indo Cipta Galeri Craft Art di Bogor, Jawa Barat.

Perempuan berusia 61 tahun ini setiap hari menopang usahanya dengan bekerja sebagai perajin aksesori dan sulaman kepompong. Dengan penglihatan yang mulai surut, setiap hari dia bisa menghasilkan lebih dari 10 kerajinan. Bahkan, dalam waktu tiga bulan, dia bisa menghasilkan sekitar 300 kerajinan dari tangannya sendiri.

Alhasil, dari hasil kerjanya itu, nenek satu cucu ini tak perlu menggantungkan hari tuanya di tangan suami ataupun anak-anaknya.

”Umur sekian enggak masalah. Ngapain pensiun, ngapain kita berhenti. Kita senang kok hobi kita tersalur, biarpun sudah nenek-nenek. Nanti saja kalau sudah diambil Tuhan baru pensiun,” kata Iwa kepada Kompas.com saat ditemui di lokasi pameran ekonomi daur ulang, Hotel Bidakara, Jakarta.

Sudah sembilan tahun Iwa membuat kerajinan kepompong. Sebelum memproduksi kerajinan aksesori dan sulaman kepompong, nenek satu cucu ini membuat kerajinan bunga kering. Pekerjaan ini dijalaninya sejak 32 tahun silam.

Saat itu, Iwa baru saja diperistri oleh suaminya, Irwin Hasibuan (62). Kehidupan pengantin baru ternyata membuatnya memiliki banyak waktu luang. Dia pun mencari kegiatan dan mulai menggeluti hobinya saat masih gadis dulu, yakni membuat kerajinan.

Dengan bermodalkan Rp 2.000, dia menjajal kerajinan bunga kering. Tak disangka, hasil kerajinannya ini laku dijual dan pesanan pun mulai membanjir.

Puluhan tahun menyetir usahanya, Iwa pernah berulang kali mengalami jatuh bangun. Usahanya mengalami masa kejayaan pada 1992. Saat itu, banyak pesanan mengalir dari Amerika Serikat, Brunei, dan negara tetangga, seperti Malaysia dan Singapura.

Dari dalam negeri, pelanggannya banyak berasal dari kalangan birokrat. Namun, krisis moneter 1997 menghantam usahanya. ”Saat krisis moneter itu pelan-pelan usaha saya terus menurun. Itulah yang disebut sampai titik nadir kami. Terus terang saya bingung mau bagaimana. Pokoknya sempat menangis berdarah-darah,” ujarnya pelan.

Tak kehilangan semangat, ibu tiga anak ini terus memproduksi bunga kering. Zaman pemerintahan Gus Dur, dia mendapat pesanan 20 rangkaian bunga kering dari kalangan pegawai pemerintahan. Pesanan ini cukup membangkitkan usahanya kembali.

Memasuki abad ke-21, dia merasa bahwa pasar telah mulai jenuh dengan produknya. Iwa mencoba kreasi baru dengan mengadopsi kepompong untuk diimbuhkan dalam kerajinannya.

Tak hanya kepompong sutra, segala macam rumah ulat ini dicobanya. Biasanya, dia memilih untuk mempertahankan warna asli kepompong dalam setiap produknya. Hasilnya, kepompong warna kuning emas atau putih ini disulap menjadi aksesori baju ataupun jepitan rambut. Versi lain, Iwa menyulamkan kepompong sebagai hiasan di baju ataupun selendang.

”Ibu cari biar tampil beda dan eksklusif. Pokoknya harus kreatif dan bahannya yang unik. Dari situ saya lihat kepompong dan berpikir kalau itu bisa disulam dan diapa-apain menjadi aksesori. Eh, malah bikinan nenek-nenek disukai anak-anak,” ucapnya.

sumber:
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/03/11/08363042/Modal.Rp.2.000..Bisa.Topang.Masa.Tua

Gimana modalnya? Ada yang nekad lho gan dengan menjual BPKB. Paraahhhh….tapi akhirnya berhasil juga.

ini nih:
Besar Kecil Normal
Dari Menggadaikan BPKB, Kini Beromset Rp 3 Miliar
Sabtu, 13 Maret 2010 | 19:31 WIB
Besar Kecil Normal

TEMPO Interaktif, Yogyakarta – Berawal dari menggadaikan BPKB (Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor) untuk merintis usaha cuci pakaian (laundry), Agung Nugroho Susanto, kini bahkan bisa meraup pendapatan Rp 3 miliar per bulan. Lulusan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada ini bahkan dinobatkan sebagai juara pertama Wirausaha Muda Mandiri 2009, anugerah dari Universitas Gadjah Mada kepada para alumninya yang dinilai sukses merintis wirausaha.

Agung memulai usaha jasa laundry sejak 28 Fabruari 2006, setelah bisnis distro dan jual beli handphone bangkrut. Ketika memulai usaha jasa cuci pakaian, Agung masih berstatus mahasiswa Fakultas Hukum UGM. Untuk memulai usaha barunya itu, Agung terpaksa menggadaikan BPKB.

“Uang hasil menggadaikan BPKB itu kemudian saya belikan satu mesin cuci dan satu mesin pengering,” jelas Agung saat berbincang dengan wartawan beberapa waktu lalu. Agung memulai usaha jasa cuci pakaian yang diberi nama Simply Fresh Laundry ini di Jl Flamboyan, Yogyakarta.

“Saat itu sudah ada lima jasa cuci pakaian di tempat itu. Karenanya, saya harus memberi tawaran yang berbeda agar bisa bersaing,” katanya.

Tawaran itu diantaranya adalah memberlakukan tarif kiloan, pelayanan empat jam selesai, dan pelanggan bisa memilih tujuh macam pewangi yang ditawarkan. Agunglah yang pertama merintis bisnis laundry dengan sistem kiloan di Yogyakarta dengan tarif relatif murah, yakni Rp 3.800 per kilo. “Saya terpaksa harus tidak tidur selama 24 jam karena peminatnya banyak, sementara saya hanya punya satu mesin cuci dan satu mesin pengering,” kata Agung.

Bisnis jasa cuci pakaian yang dirintis Agung ini ternyata berkembang sangat pesat. Ia mulai membuka cabang di sejumlah tempat. Bahkan, mulai tahun 2007 ia mulai mengembangkan bisnis cuci pakaian ini secara waralaba. “Tahun 2010 ini kami sudah punya 110 outlet di seluruuh Indonesia, dari Sabang sampai Papua dengan omzet Rp 3 miliar per bulan atau Rp 36 miliar per tahun,” katanya.

Agung kini mulai berpikir untuk go internasional. “Mudah-mudahan dalam waktu dekat kami akan membuka cabang di Malaysia dan Singapura,” katanya.

Selain Agung, juga ada dua mahasiswa UGM yang meraih penghargaan Wirausaha Muda Mandiri 2009. Keduanya adalah Saiqa Ilham Akbar dan Indra Haryadi. Saiqa, mahasiswa Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM angkatan 2005, memperoleh juara II Wirausaha Muda Mandiri 2009 katagori Jasa Boga Mandiri. Sedangkan Indra, mahasiswa Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UGM, memperoleh penghargaan juara II Wirausaha Muda Mandiri katagori jasa Kreatif Mandiri.

Saiqa, memperoleh penghargaan karena usaha jasa boga berupa restoran masakan Jepang, Hotaru. Ia memulai usahanya pada 1 Juli 2008 di Jl Gejayan, dan kemudian dipindah ke Jl Soragan No 1 (selatan Mirota Godean), dengan omzet Rp 20 juta per bulan. Kini ia mulai membuka cabang di dekat Lembah UGM.

Sementara Indra Haryadi memperoleh penghargaan karena ristisan usaha DOJO Hotspot Center di kawasan Pogung Kidul, Sleman. DOJO Hotspot Center adalah jasa layanan Wi-Fi berbayar pertama di Indonesia. Usaha yang dirintis sejak 27 April 2008 ini kini telah berkembang pesat dengan omset Rp 1 juta per hari.

sumber:
http://tempointeraktif.com/hg/wirausaha/2010/03/13/brk,20100313-232375,id.html

Bisnis Sandal Inovatif Reguk Rp7 Juta/Bulan

Bisnis sandal dan sepatu tak selalu harus besar. Asal punya kiat jitu, laba pasti bisa ditangguk. Itulah yang dilakukan Rio Pernando, pemilik Kios Brombek Sandal dan Sepatu Inovatif di Jalan Kayu Manis VIII, Jakarta Timur.

Dari bisnis sandal dan sepatu inovatif yang digelutinya, kios kecil Rio mampu mengeruk keuntungan Rp5 juta-Rp7 juta per bulan. Prinsip bisnis yang dianut Rio sederhana saja, sandal dan sepatu adalah barang yang selalu dibutuhkan oleh setiap orang. Karena itu, pemuda kelahiran Padang, Sumatera Barat (Sumbar) itu yakin selalu ada pasar untuk barang dagangannya. Tinggal lagi, memilih produk yang tepat yang akan selalu mampu menarik minat pembeli.

“Karena sepatu dan sandal adalah benda yang dibutuhkan hampir semua orang, dari awal impian saya sudah bulat untuk menekuni bisnis tersebut,” ungkap Rio kepada SINDO.

Karena itu, walaupun tidak sanggup memiliki toko sepatu yang mewah seperti yang berada di pusat-pusat perbelanjaan di kota besar, Rio yakin kios sandal dan sepatu kecilnya cukup untuk memulai bisnis impiannya.

Impian tersebut diwujudkannya dengan membuka kios sandal dan sepatu di Jalan Kayu Manis VIII, Jakarta Timur. Namun, sadar bahwa kios kecilnya tidak akan menarik jika tidak menawarkan sesuatu yang lebih, Rio pun berinovasi.

Maka,kios kecilnya pun meriah dengan warnawarni dari sandal dan sepatu yang dipajang di depan serta di dalam etalase tokonya. Strategi itu efektif, maka mantaplah Rio menggeluti dan menekuni bisnis yang disebutnya sepatu dan sandal inovatif.

Inovatif, menurut dia, karena sepatu dan sandal yang dijualnya memiliki keunggulan jika dibandingkan dengan sandal yang dijual di tempat lain. Sandal dan sepatu yang dijualnya berdesain menarik, bahkan unik, dengan warna dan motif yang beragam.

Dengan menjual produk yang demikian, kata dia, segmen pasarnya pun beragam, mulai dari anak-anak,remaja hingga orang tua. “Sepatu dan sandal yang kita jual di sini semuanya harus bernuansa inovatif dan kreatif. Bukan sekadar sepatu atau sandal biasa seperti yang dijual di toko-toko pada umumnya,” jelasnya.

Bisnis sepatu dan sandal inovatif yang ditekuni pemuda kelahiran 1975 ini menurut dia memang baru berjalan sejak dua tahun yang lalu. Namun, sejak bisnis itu digelutinya, Rio mengaku tidak tertarik untuk beralih ke bisnis lain. Padahal, sebelum menggeluti bisnis sepatu dan sandal inovatif, Rio mengaku telah mencoba berbagai jenis usaha dan bisnis lain. Hal itu tak lepas dari perjalanan panjangnya dalam berbisnis.

Kendati masih terbilang muda, Rio mengaku memiliki pengalaman hidup serta bisnis yang cukup panjang. Hal itu, jelas dia, menjadi faktor yang membentuk keteguhannya dalam berusaha, salah satu modal yang terpenting untuk memulai bisnis.

Rio bercerita, dia memulai perjalanan usahanya sejak meninggalkan tanah kelahirannya di Padang, saat dirinya masih kelas lima sekolah dasar menuju ke Jambi. “Waktu itu saya ingat sekali, saya masih ingusan dan masih memakai celana pendek, tapi saya sudah nekat ingin berjuang sendiri,” tuturnya.

Di Jambi, Rio ikut dengan orang dan membantu berjualan sepatu dan sandal. Sambil bekerja di Jambi, Rio menyelesaikan pendidikannya di tingkat sekolah menengah pertama (SMP).

Namun, tekad Rio kecil untuk terus mengembangkan diri rupanya amat kuat. Maka, Rio pun berniat pindah ke Jakarta untuk mengadu nasib. Untuk mencapai Jakarta dari Jambi, ia menumpang pada sebuah truk karena tidak memiliki uang cukup untuk ongkos naik bus. “Sebenarnya ada saudara di Jakarta, tapi sampai di Jakarta saya tidak menemukan alamat saudara itu,” kenangnya.

Karena tidak bertemu dengan saudaranya itu, akhirnya selama tiga tahun Rio terkatung-katung di Ibu Kota. Lakon sebagai anak jalanan pun terpaksa dijalaninya, mengais rezeki di mana pun itu berada. Bertahun-tahun tanpa modal di Jakarta, berbagai pekerjaan dilakoni Rio.

Mulai dari menjadi kernet angkutan kota hingga tukang cuci mobil, semua ditempuhnya. Kehidupan yang lebih baik dijalaninya ketika menjadi sopir angkutan kota. “Waktu itu ekonomi mulai membaik. Namun saya tetap berpikir bahwa menjadi seorang sopir tidak bisa membuat masa depan cerah,” katanya.

Sambil menikmati lakon sebagai seorang sopir angkutan kota, Rio terus berpikir bagaimana caranya untuk memulai bisnis sendiri. “Saya dari dulu sudah mandiri.Dari kecil saya tidak mau jadi kacung,” tegasnya.

Sambil bekerja sebagai sopir, Rio melanjutkan sekolahnya ke STM III Jakarta. Setelah itu, dia kembali mencari peluang di tempat berbeda. Dia berangkat ke Bandung, Jawa Barat, untuk menemukan peluang yang dicarinya.

Di Bandung, pemuda yang berulang tahun pada bulan Agustus itu kembali menjadi sopir angkutan kota, tapi dia juga menyempatkan diri untuk menggeluti bisnis pakaian bekas yang dibelinya dari Batam. “Waktu itu, sambil menjalani bisnis itu, saya mulai yakin bahwa tetap saja yang paling berpeluang adalah bisnis sepatu dan sandal,” kata Rio.

Karena itu, tekadnya pun bulat untuk membuka bisnis sepatu dan sandal. Dari segala jerih payahnya di Bandung, Rio pun mengumpulkan uang untuk modal memulai bisnisnya di Jakarta.

Di Jakarta, Rio membeli kios seharga Rp10 juta. Untung, kios yang dibelinya dijual dengan segala isi yang ada di dalamnya,termasuk sandal hias. “Jadi saya tinggal mengelola dan melanjutkan. Itu sesuai dengan yang saya inginkan,” tuturnya.

Seiring waktu, usaha Rio pun berkembang. Dia rajin mencari produk baru yang menarik untuk dijual di kiosnya. Para pelanggan pun terus berdatangan. Soal prospek bisnis sepatu dan sandal inovatif yang digelutinya, Rio menjawab bijak.

Menurut dia, kunci sukses adalah mencintai pekerjaan yang dilakoni. Sebab, jika tidak mencintai bisnis yang digeluti, bisnis itu tidak akan berjalan, apalagi memberikan keuntungan.

“Apa pun yang dilakukan, khususnya dalam dunia bisnis,pasti ada hasil yang akan dituai. Kalaupun belum sukses, setidaknya menghasilkan.Tapi akan jauh lebih baik jika kita juga mencintai bisnis itu,” ujarnya.

Dua tahun menggeluti bisnis sepatu dan sandal inovatifnya, Rio mengaku sudah mampu memenuhi kebutuhan pokoknya, menabung, dan bahkan menyewa satu lagi kios di samping kios sepatu dan sandal miliknya.“Tanpa bisnis ini, hidup saya tidak akan seperti sekarang,” tuturnya. (bernadette lilia nova)(Koran SI/Koran SI/ade)

Kisah Sukses Seorang Pengusaha Tas

Bercita-cita menjadi seorang pengusaha sukses dan memiliki banyak harta yang melimpah tentunya menjadi keinginan setiap orang. Tidak mustahil, itu semua tentu saja bisa menjadi kenyataan asalkan dibarengi dengan usaha dan do'a. sebagai contoh kita lihat para pengusaha lokal yang sukses merintis perusahaannya dari 0 (nol), perusahaan yang mereka miliki sekarang ini bukanlah warisan dari dari orangtuanya, tetapi murni hasil dari kerja keras dirinya sendiri. Mungkin sepenggal kisah pengusaha tas asal Bandung yang satu ini bisa menginspirasi Anda untuk menjadi seorang entrepreuneur yang sukses. yuk, langsung saja kita simak penggalan kisahnya.

Rony Lukito, pengusaha tas terbesar di Indonesia ini dulunya adalah seorang anak dari keluarga yang memperihatinkan. Orangtuanya bukanlah dari kaum berada. Dimasa remajanya Rony yang tinggal di Bandung adalah sosok pemuda yang rajin dan tekun, dia bukan seorang lulusan perguruan tinggi negeri atau pun perguaruan tinggi swasta terfavorit. Melainkan dia hanyalah seorang lulusan STM (Sekolah Teknologi Menengah), meskipun sebenarnya dia sangat ingin sekali melanjutkan study-nya di salah satu perguruan tingggi swasta terfavorit di Bandung. Namun keinginannya itu tidak menjadi kenyataan karena harus terbentur masalah keuangan.

Semenjak bersekolah di STM Rony sudah terbiasa berjualan susu yang dibungkus dengan plastik-plastik kecil, diikat dengan karet, kemudian susu tersebut ia jual kerumah-rumah tetangganya dengan menggunakan sepeda motor miliknya. Masa remaja Rony di Bandung dilewati dengan penuh kesederhanaan yang jauh dari kehidupan serba ada apalagi yang disebut kehidupan glamour. Sesuatu yang tidak berlebihan jika banyak orang yang mengatakan bahwa keberhasilan itu memang akan selalu berpihak kepada orang-orang yang mau bekerja keras dan sungguh-sungguh ingin merubah nasibnya. Demikian pula Rony yang sejak remaja biasa bekerja, kini ia berhasil menjadi pengusaha sukses di bisnis tas berkat serangkaian usaha dan kerja kerasnya. Tidak salah memang jika Rony dikatakan sebagai seorang pengusaha tas terbesar di Indonesia.

Itu memang bukan kalimat yang berlebihan, lihat saja produk yang di hasilkan dari perusahaan Rony, B&B Incorporations (B&B Inc.) merajai pasar tas yang ada di Indonesia. Para pengunjung Yukbisnis.com tentu kenal dengan merek-merek tas yang sudah populer ini, seperti: Eiger, Export, Neosack, Bodypack, Nordwand, Morphosa, World Series, Extrem, Vertic, Domus Danica, Broklyn dll. Mungkin merek tersebut dikalangan anak sekolah dan kuliahan sudah tidak asing lagi, yang memang produk-produk hasil perusahaan Rony sengaja di targetkan untuk kalangan pelajar.

Semua merek tas tersebut di distribusikan secara nasional, sehingga wajar bila merek dagangnya sudah sangat terkenal. Produk Rony juga tersedia di berbagai outlet modern seperti Toserba Ramayana, Matahari Departemen Store, Robinson, dan berbagai hypermart seperti Carrefour, hingga jaringan toko-toko buku seperti Gramedia, dan Gunung Agung belum lagi toko-toko dan grosir tradisional lainnya.

Hmmm... luar biasa bukan ?. Bagaimana, apakah Anda sudah tertarik untuk menjadi seorang entrepreuneur? :) Perusahaan Rony murni dari hasil kerja kerasnya sendiri, bukanlah warisan dari orangtuanya.


sumber : http://bukausaha.com/article-details/14/kisah-sukses-seorang-pengusaha-tas.html

bedding yang menguntungkan

Salah seorang motivator menulis definisi sukses dalam bukunya sebagai sebuah perjalanan (success is a journey). Perjalanan sukses seseorang akan berarti jika ia melakukan yang terbaik apa pun yang ada dalam pekerjaannya.

Bagaimana jika pengertian sukses tersebut bisa diterapkan dalam berbisnis?. Semoga saja cerita sukses tiga Ibu muda bernama Dinar Esfandiary (34), Rani Silmy (34) dan Ira Karmawan (35) dalam merintis dan menjalankan bisnis patungan mereka bernama Simply Idea (SI) bisa jadi salah satu inspirasi pebisnis.

Awal bisnis tiga ibu muda ini terbilang unik. Perkenalan ketiganya terjadi di lingkungan sekolah taman kanak-kanak. Eit, bukan berarti mereka berasal dari satu sekolahan lho, melainkan putra putri mereka tengah belajar di sekolah yang sama. Ceritanya, mereka yang sehari-hari beraktivitas mengantar dan menunggui putra putri bersekolah ini semakin akrab dengan pertemuan-pertemuan yang terjadi. Merasa cocok, keakraban ketiganya berlanjut dengan keinginan untuk mendirikan sebuah bisnis.

Ide bisnis mereka pada awalnya juga tak jauh dari dunia sehari-hari yang berhubungan dengan anak. Bisnis bedding dipilih, dengan produk seprai,bed cover dan lainnya pelengkap tempat tidur anak. Ciri khas produk yang ditawarkan adalah aplikasi dan bordir berbahan baku katun.

Dengan modal awal Rp5 juta, lika liku perjalanan bisnis pun di mulai. Namun menjalankan bisnis memang tak semulus yang dibayangkan. Sebagai pemula tentunya banyak sekali kekurangan yang dirasakan. Diantaranya mereka belum memiliki sumber daya memadai, seperti mesin jahit, dan juga penjahit yang pas, mereka pun tak kehilangan akal. Kawasan Mayestik ketika itu jadi tujuan mereka mencari tempat jahitan. Tak sengaja, mereka akhirnya bertemu dengan penjahit dan tukang bordir yang tengah mencari pekerjaan. Beruntung, hasil kerja penjahit sesuai dengan yang mereka inginkan.

Tidak mau tanggung-tanggung, ketiganya tak segan mulai memasarkan produk dengan sistem door to door. Target awalnya adalah orang-orang terdekat seperti keluarga dan teman-teman. Mereka tetap bersemangat jika pun produk belum diminati di satu tempat, produk tetap dijajakan di tempat yang lain. “Kami bawa dua boks, diturunin, lalu menunggu mereka (pelanggan,- Red) memilih produk. Kalau tidak sreg Kami jalan lagi ke teman yang lain. Pokoknya benar-benar penjual keliling,” ujar Dinar. Setelah dievaluasi, ternyata produk SI digemari oleh banyak teman dan kerabat.

Tak puas hanya dengan hasil tersebut, ketiganya semakin tertantang untuk lebih mengembangkan SI. Modal patungan kembali dikumpulkan untuk tujuan tersebut, berjumlah Rp50 juta. Modal tersebut habis digunakan untuk mengisi workshop, membeli mesin jahit dan mesin obras, membeli kain serta merekrut pegawai.

Berjalan dalam hitungan bulan, ketiganya kemudian berambisi menjual produk di departement store. Bukan perkara gampang memang. Tanpa pengetahuan sama sekali untuk memasok produk ke tempat tersebut, mereka pun mencoba mencari tahu ke sebuah departemen store ternama. Dari pertemuan dengan buyer, diketahui masih banyak yang harus dibenahi agar produk SI bisa dipajang di tempat tersebut. Contohnya kemasan, label, dan washing instruction.

Setelah diberi tenggang waktu satu bulan, mereka pun kembali mempresentasikan produknya. Kali ini produk dikemas lebih eksklusif dengan plastik lebih tebal, diberi kancing dan logo brand. Selangkah lebih maju, produk SI akhirnya bisa dijajakan pada masa-masa big sale di departement storetersebut. Jika tiga kali big sale ternyata produk diminati konsumen, baru lah produk diberi tempat untuk dijajakan setiap hari di tempat perbelanjaan tersebut. Itu pun diberi masa percobaan selama satu tahun. Jika mencapai target dilanjutkan, jika tidak, berhenti.

Tapi tentu saja jika hanya mengandalkan penjualan selama masa big sale terlalu banyak waktu terbuang percuma. “Workshop kosong bisa-bisa karyawan tidak gajian,” pikir mereka ketika itu. Akhirnya ketiganya memutuskan untuk mengikuti berbagai bazaar pada masa-masa lowong tersebut. Setahun menjalani berbagai bazaar, ternyata hasilnya memuaskan. SI telah memiliki 2 outlet di dua mall besar di Jakarta, dibantu 6 karyawan.

Survive dengan Kualitas, Inovasi dan Servis

Tiga tahun sudah tiga ibu-ibu muda ini menjalankan bisnis SI. Mereka pun mengakui bisnis tidak selalu berada di atas. “Jatuh bangun juga. Omset naik turun, ada musimnya. Misalnya lebaran dan liburan biasanya tinggi,” ujar Dinar.

Kendati demikian mereka tetap optimistis bisa exist dan memperoleh hasil yang memuaskan. Kunci untuk mencapai keinginan tersebut, menurut mereka ada tiga hal yang harus selalu dijalankan dengan baik. Tiga hal tersebut adalah kualitas, inovasi dan servis.

Saat ini, selain membuat produk beddings, SI juga merambah party goody bags, dekorasi dan perlengkapan lengkap kamar bayi termasuk furniture. Mereka mengaku harus banyak melakukan inovasi mengingat banyak produk lain yang belakangan meniru produk SI. Sementara dalam hal servis, mereka tidak segan-segan untuk mengganti barang yang rusak dari laporan pelanggan meskipun terkadang disebabkan kelalaian pelanggan sendiri. Tau cara lainnya, mengirimkan kartu ucapan dan small gift bagi buah hati pelanggan.

Ketiganya tak hanya sukses dalam bisnis. Meski berbisnis mereka mengaku dapat mencurahkan cukup perhatian mereka kepada keluarga. Dan tampaknya mereka semakin menikmati dunia bisnis yang memberikan kebebasan waktu.


sumber : http://cepiar.wordpress.com/2007/11/06/cerita-sukses-tiga-ibu-muda-dengan-simply-idea-nya/

Kamis, 21 Oktober 2010

sandal unik

Sandal Anak, Sandal Jepit Anak, Sandal Kartun, Sandal Lucu, Sandal Imut, Sandal Crocs, Sandal Wanita, Sandal Murah, Sandal Cantik, Sandal Boneka, Sandal Unik, Sandal Jepit ..... atau Apapun itu namanya Anda bisa saja memberikannya buat Sandal ini...

Ya..! Kami mencoba membuat Sandal Jepit dengan model yang diluar pakem, benar-benar "out of the box". Sandal jepit tidak hanya selembar alas kaki dan untaian tali untuk dijepit jempol kita saja, melainkan juga membuatnya menjadi sandal lucu dan juga sandal imut.

Dengan model yang bervariasi, bisa menjadi sandal wanita, sandal anak, dan sandal dewasa. Benar-benar universal penggunaannya. Dengan pilihan model yang lebih dari 10 macam membuat Anda bisa memilih alternatif lebih banyak. Dari bentuk sandal sapi, sandal semar, sandal kura-kura, sandal blangkon, sandal babi, sandal dolphin, dll.

Ini dia contoh sandal jepit dengan model Sandal Sapi ......

Sandal Sapi

Atau, kalau yang ini Sandal Klumut Model Gatot Kaca. Otot kawat balung wesi, kalo dibikin model sandal ternyata lucu juga kan ?

Sandal Gatotkaca
Kalo mau pesan silakan KLIK DISINI.
Pilihan Paket Sampel Agen, KLIK DISINI

Selain bentuknya diluar pakem, sandal jepit lucu dan imut ini juga tersedia untuk ukuran anak-anak dan juga untuk orang dewasa. Jadi gak usah takut gak bisa pake. Mau dipake untuk sandal rumah (indoor) ataupun dipakai diluar (outdoor) sandal ini cukup kuat dan tahan lama. Kena airpun juga no problem..!

Masalah harga, dengan keunikan bentuk sandal ini harganya masih sangat-sangat murah..! Yang pasti harganya masih dibawah Rp50.000,- Murah bukan..?Memang itulah tujuan kami, memberikan produk yang lain dari yang lain, unik, berguna, serta yang paling penting harga masih masuk dikantong..!

Dengan pilihan model yang sangat bervariasi dan rutin kami update Anda lebih leluasa punya banyak pilihan model yang bisa dijual atau dipakai sendiri. Seperti model berikut ini, sepatu-pun bisa dibuat menjadi sandal..!! Opo tumon hayooo???


Sandal Sepatu Kets

Dengan margin/laba produk per pcs yang bisa mencapai hampir 50% membuat bisnis sandal klumut ini layak untuk Anda jalankan. Silakan simak ilustrasi kelayakan bisnisnya berikut ini:

Modal Awal :
Pembelian 100 pasang sandal :
a. 50 pasang Sandal Anak (50 x Rp17.500,-) = Rp875.000,-
b. 50 pasang Sandal Dewasa (50 x Rp22.500) = Rp1.125.000,-
Ongkos kirim : Rp100.000,-
Total Modal Awal = Rp2.100.000,-

Pemasukan :
Penjualan 100 pasang sandal :
a. 50 pasang Sandal Anak (50 x Rp27.500,-) = Rp1.375.000,-
b. 50 pasang Sandal Dewasa (50 x Rp35.000) = Rp1.750.000,-
Total pemasukan : Rp3.125.000,-

Laba : (Rp3.125.000,- ) - (Rp2.100.000,-) =Rp1.025.000,-

Persentase Laba : (Rp1.025.000 : Rp2.100.000) x 100 = 48,8%

Sebuah hitungan yang cukup masuk akal dan dengan asumsi jumlah pembelian 100 pasang saja. Dari pengalaman yang pernah terjadi, ada reseller yang bisa menjual dengan harga eceran sandal anak mencapai Rp35.000,-/pasang dan sandal dewasa Rp40.000,-/pasang.

Kalo udah gitu, silakan dihitung sendiri berapa margin/laba yang didapat..!!!

Menggiurkan memang....



Lucunya Bisnis Boneka Horta


Boneka Horta atau boneka edukasi mulai dikenal sebagai boneka edukasi bagi anak-anak. Bisnis dari boneka horta sangat diminati pasar karena konsepnya yang unik dan mendidik.

Direktur Green Trading Company Ahmad Nashih Abdurrahman sebagai pengembang produk boneka horta menjelaskan, boneka rumput horta adalah suatu media tanam yang dikemas dalam bentuk boneka yang apabila disiram setiap hari pada bagian atas kepalanya akan ditumbuhi rumput atau semacam rambut pada manusia.

Boneka horta bisa menjadi salah satu alternatif mainan baru yang edukatif kreatif dan imajinatif untuk anak-anak. Selain itu, anak-anak dapat belajar mengamati pertumbuhan tanaman sambil bermain.

Permainan ini dimulai ketika anak merendam boneka dengan air dan menyiram kepala boneka setiap hari dan mengamati pertumbuhan rumput setiap hari. Apabila rumput sudah tumbuh terlalu tinggi, maka anak-anak dapat memangkas rumput sesuai dengan gaya dan keinginan anak.

Menurutnya boneka horta dibentuk dari bahan serbuk gergaji, yang dibungkus oleh kain kasa. Didalamnya di masukan pupuk dan bibit rumput. Proses pertumbuhan rumput bisa terjadi pada hari ketiga setelah dilakukan penyiraman setiap hari. Rumput boneka horta bisa bertahan hingga 3 bulan.

Nashih menambahkan saat ini pihaknya telah mengembangkan berbagai produk boneka horta antara horta cup, horta panda, horta kura, horta babi, horta sapi, horta kodok, horta kucing, horta gajah, horta monyet, horta macan, horta kuda dan horta boneka etnik. Meski sayangnya saat ini khusus untuk bibit rumput masih diimpor dari Amerika Serikat (AS).

Kisah awalnya mengembangkan produk boneka horta, dimulai sejak tahun 2004 lalu. Boneka ini diperkenalkan oleh kakak kelasnya Institut Pertanian Bogor (IPB). Produk boneka horta sendiri merupakan hasil kreasi mahasiswa dalam program kreativitas mahasiswa (PKM) di IPB.

"Waktu itu ada dosen yang meminta agar ada boneka yang bisa ditumbuhi tanaman," jelas Nashih kepada detikFinance, Senin (10/5/2010).

Ia menjelaskan sejak dikembangkan beberapa tahun lalu, permintaan terhadap boneka horta sangat tinggi. Saat ini setidak sebanyak 300-400 boneka terjual per hari dengan harga termurah dari Rp 6.500-30.000 per buah.

Pihaknya menjual produk boneka ini melalui gerai khusus di lokasi di Cilandak Town Square Jakarta. Sementara untuk penjualan ritel sudah mencakup seluruh Indonesia dari para mitra.

Pasar dari produk boneka horta umumnya adalah pihak pengeola sekolah sebagai penunjang pelajaran. Boneka horta juga cukup laris untuk acara-acara khusus dengan melayani pesanan khusus.

Meski terlihat menjadi bisnis yang ringan, omset penjualan bisnis ini mencapai Rp 100 juta per bulan. Dengan mampu mengerahkan 35 tenaga kerja para ibu-ibu rumah tangga di kawasan Bogor yang sebelumnya mengganggur.

Dikatakannya selama ini ia melakukan kerjasama dengan berbagai mitra pemasarannya di banyak daerah dengan menerapkan sistem jual putus yaitu menjual produk boneka horta secara tunai.

Namun dalam waktu dekat, ia sedang mengembangkan kemitraan pemasaran dengan menggunakan paket edukasi, yaitu siapapun yang ingin bermitra bisa melakukan kerjasama bagi hasil, asalkan si mitra bisa menyiapkan lokasi edukasi khususnya sekolah-sekolah untuk memperkenalkan boneka horta untuk media edukasi.

"Kita juga membuka paket edukasi, semacam program kurikulum, kita bisa sharing bagi hasil dengan mitra," katanya.

Ia menjelaskan pengembangan sistem kemitraan melalui paket edukasi akan memberikan keuntungan antara pihaknya dengan si mitra. Mengingat konsep boneka horta juga untuk menopang ekonomi yang ramah lingkungan dengan menggunakan bahan-bahan daur ulang.