cinta sejati kita adalah tuhan ..

Minggu, 27 Maret 2011

aku bangga indonesia

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyusun makalah ini dengan efisien dan tepat waktu. Makalah ini berkaitan dengan perkembangan perekonomian Indonesia. Makalah ini saya susun sebagai tugas pembelajaran yang diberikan oleh Bapak Aris Budi Setyawan selaku dosen mata kuliah Perekonomian Indonesia.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang saya hadapi. Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan berbagai pihak, sehingga kendala-kendala yang saya hadapi teratasi. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada :

1. Orang tua saya yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas ini selesai dengan tepat waktu. Berkat fasilitas dan pembiayaan yang diberikan oleh orangtua maka saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar.

2. Kakak-kakak saya tercinta yang selalu memotivasi dan memberikan saran kepada saya disaat saya merasa putus asa dan kesulitan dalam menyelesaikan tugas ini.

3. Bapak Aris Budi Setyawan selaku dosen mata kuliah Perekonomian Indonesia yang telah memberikan pemahaman kepada saya sehingga saya memahami materi dan tugas yang diberikan agar mampu menyelesaikan makalah ini.

4. Teman-teman kelas 1eb21 yang senantiasa memberikan informasi mengenai ilmu ekonomi.

Saya berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua terutama teman-teman kelas 1eb21. Namun saya menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu saya menerima kritik dan saran dari kalian semua.


PENDAHULUAN

Sudah 66 tahun Indonesia merdeka namun kondisi perekonomian Indonesia masih kurang cukup memadai. Terbukti dengan tingkat pengangguran yang tinggi, tingkat pendapatan masyarakat tergolong kecil, tingkat inflasi yang terus menaik sehingga masyarakat mayoritas dengan kondisi perekonomian yang miskin. Oleh karena itu ahli ekonomi di Indonesia khususnya yang berkewajiban dan bertanggungjawab terhadap kondisi perekonomian di Indonesia seperti menteri keuangan beserta staff-staffnya dan juga lembaga keuangan negara selalu berusaha menomorsatukan tingkat perekonomian Indonesia agar dapat menduduki posisi tinggi dalam suatu perekonomian dunia. Mereka bersaing dalam tataran internasional agar menduduki peringkat atau tingkat yang lebih tinggi dari negara-negara lain. Selama 66 tahun ini mereka bekerja dan hasilnya ditunjukan pada peringkat yang didapat oleh negara Indonesia dalam tataran Internasional. Pada setiap akhir tahun, negara selalu mengumpulkan data-data statistiknya yang berkenaan dengan tingkat pertumbuhan GNP relatifnya, dan dengan penuh harap mereka menantikan munculnya angka-angka pertumbuhan yang membesarkan hati. “Pengejaran pertumbuhan” merupakan tema sentral dalam kehidupan ekonomi Negara Indonesia maupun semua negara di dunia dewasa ini. Seperti kita telah ketahui, berhasil-tidaknya program-program pembangunan di negara ketiga sering dinilai berdasarkan tinggi-rendahnya tingkat pertumbuhan output dan pendapatan nasional.


PEMBAHASAN

Krisis nilai tukar telah menurunkan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Nilai tukar rupiah yang merosot tajam sejak bulan Juli 1997 menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam triwulan ketiga dan triwulan keempat menurun menjadi 2,45 persen dan 1,37 persen. Pada triwulan pertama dan triwulan kedua tahun 1997 tercatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8,46 persen dan 6,77 persen. Pada triwulan I tahun 1998 tercatat pertumbuhan negatif sebesar -6,21 persen.

Merosotnya pertumbuhan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari masalah kondisi usaha sektor swasta yang makin melambat kinerjanya. Kelambatan ini terjadi antara lain karena sulitnya memperoleh bahan baku impor yang terkait dengan tidak diterimanya LC Indonesia dan beban pembayaran hutang luar negeri yang semakin membengkak sejalan dengan melemahnya rupiah serta semakin tingginya tingkat bunga bank. Kerusuhan yang melanda beberapa kota dalam bulan Mei 1998 diperkirakan akan semakin melambatkan kinerja swasta yang pada giliran selanjutnya menurunkan lebih lanjut pertumbuhan ekonomi, khususnya pada triwulan kedua tahun 1998.

Sementara itu perkembangan ekspor pada bulan Maret 1998 menunjukkan pertumbuhan ekspor nonmigas yang menggembirakan yaitu sekitar 16 persen. Laju pertumbuhan ini dicapai berkat harga komoditi ekspor yang makin kompetitif dengan merosotnya nilai rupiah. Peningkatan ini turut menyebabkan surplus perdagangan melonjak menjadi 1,97 miliar dollar AS dibandingkan dengan 206,1 juta dollar AS pada bulan Maret tahun 1997. Impor yang menurun tajam merupakan faktor lain terciptanya surplus tersebut. Impor pada bulan Maret 1998 turun sebesar 38 persen sejalan dengan menurunnya pertumbuhan ekonomi.


Pertumbuhan ekonomi harus dibedakan dengan pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi hanyalah merupakan salah satu aspek saja dari pembangunan ekonomi yang lebih menekankan pada peningkatan output agregat khususnya output agregat per kapita. Menurut Boediono : Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita yang terus-menerus dalam jangka panjang.

Ukuran Pertumbuhan Ekonomi Menurut M. Suparko dan Maria R. Suparko ada beberapa macam alat yang dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi yaitu

1. Produk Domestik Bruto

PDB adalah jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam harga pasar. Kelemahan PDB sebagai ukuran pertumbuhan ekonomi adalah sifatnya yang global dan tidak mencerminkan kesejahteraan penduduk.

Pertumbuhan ekonomi 2009 sebesar 4,3 persen yang sebagian besar didorong oleh pertumbuhan konsumsi. Hal ini dapat dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada Triwulan III-2009 meningkat sebesar 3,9 persen terhadap Triwulan II-2009. Peningkatan terjadi hampir pada semua sektor ekonomi dengan pertumbuhan tertinggi di Sektor Pertanian 7,3 persen dan terendah di Sektor Jasa-jasa yaitu minus 0,3 persen.

Tingkat inflasi tahun kalender periode Januari hingga Desember 2009 dan laju inflasi year on year pada Desember 2009 terhadap Desember 2008 masing masing terjadi sebesar 2,78 persen yaitu kelompok Bahan Makanan, Makanan Jadi, Minuman, dan Tembakau, Perumahan, Sandang, Kesehatan, Pendidikan dan Olah Raga dan Kelompok Transportasi dan Komunikasi (berdasarkan the Classification of individual consumption by purpose - COICOP). Sehingga pada tahun 2009 devisa Indonesia pada tahun 2009 sebesar US$66 miliar atau dengan kurs rupiah ditutup di level Rp9,400. Penambahan devisa berasal dari hasil penjualan ekspor minyak bumi dan gas pemerintah.

Kemudian pada tahun 2010 Pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) yang dipatok oleh pemerintah tahun ini sebesar 5,5 persen diperkirakan akan tercapai. Taimur Baig selaku Ekonom Senior Deutsche Bank menyatakan, pertumbuhan ekonomi global yang mulai pulih sejak akhir tahun 2009 akan memengaruhi Indonesia untuk membangun ketahanan ekonominya terhadap dampak krisis ekonomi global.

Tingkat pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dan pasar keuangan domestik yang kuat membuat Indonesia relatif kebal terhadap krisis keuangan global dan Ini menjadi landasan kuat bagi perekonomian yang stabil dan pertumbuhan yang berkelanjutan di 2010. Adapun tingkat inflasi diperkirakan mencapai rata-rata 6 persen tahun ini atau berada pada kisaran yang ditargetkan Bank Indonesia (BI), yaitu 4-6 persen

Nilai cadangan devisa Indonesia per Desember 2010 mencapai 95 miliar dollar AS. Cadangan ini dapat dipakai untuk berjaga-jaga jika terjadi penarikan tiba-tiba yang dilakukan masyarakat. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun 2010 diperkirakan mencapai enam persen. Peningkatan cadangan devisa tersebut merupakan cermin kekuatan ekonomi Indonesia yang didukung kinerja sektor eksternal. Kemudian neraca pembayaran pada tahun 2010 juga diperkirakan akan mencatat surplus US$ 27,4 miliar

Sepanjang 2010 kondisi perekonomian Indonesia terus membaik disertai dengan kestabilan makro dan sistem keuangan. Perkiraan pertumbuhan ekonomi 2010 mencapai 6%. “Nilai tukar rupiah bergerak stabil dan cenderung menguat, didorong oleh besarnya arus masuk modal asing sejalan dengan kuatnya fundamental ekonomi, besarnya imbal hasil, dan positifnya persepsi resiko masyaraka Indonesia

Peningkatan kegiatan ekonomi 2010 juga ditopang oleh kinerja sektor perbankan yang terlihat dari meningkatkan fungsi intermediasi dan terjaganya stabilitas sistem keuangan. Hal tersebut tercermin dari ekspansi kredit yang diperkirakan mencapai 22% dan indeks stabilitas keuangan Indonesia mencapai 1,79 per November 2010.

2. PDB per Kapita atau Pendapatan Perkapita

PDB per kapita merupakan ukuran yang lebih tepat karena telah memperhitungkan jumlah penduduk. Jadi ukuran pendapatn perkapita dapat diketahui dengan membagi PDB dengan jumlah penduduk.

Pada tahun 2009 angka PDB per kapita diperkirakan mencapai Rp24,3 juta (US$ 2.590,1) dengan laju peningkatan sebesar 12,0% dibandingkan dengan PDB per kapita tahun 2008 yang sebesar Rp21,7 juta atau ( US$ 2.269,9). Dengan pencapaian pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5% di 2009, maka nilai PDB Indonesia secara keseluruhan pada tahun 2009 mencapai Rp 2.177 triliun, sedangkan pada tahun 2008 dan 2007 masing-masing sebesar Rp 2.082,3 triliun dan Rp 1.964,3 triliun

Kemudian Pada tahun 2010 endapatan per kapita penduduk Indonesia di 2010 adalah US$ 3.000


INDONESIA MENGHADAPI KRISIS GLOBAL

Perekmonomian Indonesia, Meskipun dunia dilanda krisis keuangan global namun tidak membuat Indonesia jatuh dalam kubangan krisis global, karena Indonesia masih mengandalkan basis ekonomi kerakyatan dan koperasi, sehingga krisis global tidaklah terlalu berpengaruh terhadap perekonomian Indonesia, bahkan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih baik di tahun 2010 ini.

Sejalan dengan pendapat Direktur Centre for Information and Development Studies ( Cides), Umar Juoro memperkirakan, prospek perekonomian Indonesia 2010 dapat baik jika perekonomian dunia mulai pulih. "JIka perekonomian dunia pulih, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat kembali ke tingkatan sekitar 6 persen," katanya di Jakarta, Minggu.

Umar mengatakan pertumbuhan ekonomi sekitar 6 persen pastinya mendorong kegiatan ekspor dan tentunya impor akan positif lagi, berdampak juga bagi invetasi dalam maupun luar negeri. "Apalagi, jika program pembangunan infrastruktur, baik dalam skema kebijakaan stimulasi perekonomian maupun sebagai program berkelanjutan dapat mengalami perkembangan yang berarti," ujarnya.

Umar menilai tantangan perkembangan perekonomian Indonesia ke depan selain permasalahan pembangunan infrastruktur adalah menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi.

Orientasinya pada sektor yang lebih mendorong pertumbuhan berkesinambungan dan menciptakan kesempatan kerja cenderung relatif besar, terutama pada sektor industri manufaktur. Permasalahan pembangunan infrastruktur, menurut dia, bukanlah dalam hal pembiayaan, tetapi lebih berkaitan dengan persoalan struktural seperti pembebasan tanah, tarif dan kepastian hukum lainnya.

"Tentu permasalahan struktural tersebut tidak dapat dipecahkan dengan segera, namun paling tidak perbaikan yang bertahap akan mendorong perkembangan perekonomian lebih baik," kata Umar.

Disinggung pertumbuhan ekonomi Indonesia pada saat krisis global, dia menjelaskan, hingga triwulan I - 2009 mencapai 4,4 persen, terutama didukung oleh konsumsi masyarakat yang tumbuh 5,8 persen dan pengeluaran pemerintah. Begitu pula sekalipun ekspor mengalami pertumbuhan negatif lebih dari - 20 persen, namun neraca perdagangan dan neraca berjalan masih positif karena pertumbuhan impor negatif lebih besar dari ekspor.

Strategisnya belakangan ini nilai rupiah dan indeks pasar modal juga mengalami penguatan signifikan karena prospek perekonomian Indonesia yang dilihat baik sehingga para investor mulai mengalirkan dananya ke pasar yang diperkirakan memberikan hasil tinggi, terutama di pasar yang sedang berkembang pasar komoditas.

"Penguatan nilai rupiah dan indeks pasar modal diperkirakan masih akan terus berlangsung, sekalipun pada saat tertentu terjadi koreksi. Jadi tidak berlebihan perkirakan nilai rupiah akan menembus kisaran angka Rp9.500 per dolar AS dan indeks pasar modal mencapai 2300," kata Umar Juoro


PERBANDINGAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA G-20

peringkat Indonesia

  1. Pendapatan perkapita #18
  2. Inflation #1
  3. Kemiskinan #8
  4. Pertumbuhan Ekonomi #5
  5. Pengangguran #3
  6. Utang #16
  7. Budget Revenue #17
  8. Nilai Ekspor #16


KESIMPULAN:

Dari tahun ke tahun kelembagaan keuangan negara selalu berusaha meningkatkan kondisi perekonomian negara. terbukti bahwa sampai saat ini pun Indonesia menduduki peringkat ke-5 se-asia. Berarti mereka bekerja secara optimal. Walaupun krisis moneter melanda dunia namun indonesia mampu bertahan dan tidak mendapat nilai minus. Mengapa ? karena indonesia memiliki potensi kekayaan yang berlimpah. Dengan begitu indonesia tetap bisa bertahan dengan bantuan sumber daya alam yang telah tersedia. Namun bagi masyarakat yang bekerja sebagai buruh karyawan perusahaan negara asing maka kondisi perekonomian rumah tangganya ikut terguncang. Namun usaha pemerintah dalam menghadapi agar masyarakat tetap hidup sejahtera adalah dengan adanya UMR. Bagimana dengan usaha perusahaan dengan cara PHK ? Pemerintah memberikan bantuan kredit kepada rakyat agar rakyat mampu membangun usaha dan dapat memperbaiki kondisi perekonomiannya.



DAFTAR PUSTAKA

file:///E:/PI/Pertumbuhan%20Perekonomian%20Indonesia%20Naik.html

file:///E:/PI/pertumbuhan-perekonomian-indonesia-di.html

file:///E:/PI/› Perkembangan Ekonomi Indonesia.html

Kamis, 03 Maret 2011

sejarah perekonomian indonesia

Pada jaman Kolonial belanda, perekonomian di Indonesia diwarnai oleh suatu strategi yang melahirkan dualisme dalam kegiatan ekonomi, yaitu dualisme antara sektor ekspor (enclave) dan sektor tradisional (hinterland). Sektor ekspor diwakili dengan kehadiran perkebunan-perkebunan di daerah pedesaan.
Pendirian perkebunan di daerah pedesaan semata-mata karena pertimbangan lokasi yang menguntungkan (tanah subur, iklim cocok) dan bukan untuk menciptakan lapangan kerja baru untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Sejak jaman penjajahan sampai saat ini perekonomian Indonesia masih juga menunjukkan ciri-ciri adanya dualisme, baik dualisme yang bersifat teknologis, maupun yang bersifat ekonomis, sosial dan kultural.
Sistem pemerintahan Kolonial (Hindia Belanda) menciptakan sistem ekonomi kolonial yang diarahkan untuk memenuhi kepentingan negeri Belanda. Namun pada masa penjajahan Belanda ada peningkatan kesejahteraan hidup rakyat meskipun kecil dan lambat sekali.
Namun karena perang yang terus berlangsung, maka pengeluaran begitu besar untuk mendukung kegiatan militer dalam berperang.
Pada jaman kepemimpinan soeharto, indonesia banyak berhutang dengan negara lain. Sampai pada kepemimpinan selanjutnya banyak aset – aset negara yang dijual guna menutupi hutang negara tersebut dan meningkatkan kondisi keuangan negara.
Dan sampai saat ini pun negara kita masih berada pada titik kritis karena maraknya tindak KKN yang sangat merugikan negara. bahkan berdampak kemiskinan pada rakyat kecil.
Seharusnya pemerintah lebih tegas dalam menangani tindak KKN di negara Indonesia ini. Selain itu masyarakat dan pers harus tetap dan selalu mengontrol bagaimana perkembangan dan kinerja para pejabat negara agar selalu bekerja sesuai dengan tujuan negara.